Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan, dan Perikanan (DPKHP) Kabupaten Cianjur pastikan sampai sekarang ini belum sempat diketemukan bukti sah ada kandungan merkuri dalam ikan budi daya dari Waduk Cirata, khususnya di daerah Jangari, Kecamatan Mande.
Ini dipertegas secara langsung Kepala DPKHP Cianjur, Iwan Setiawan menyikapi pengakuan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, yang menyebutkan ikan dari Waduk Cirata tidak pantas konsumsi karena memiliki kandungan zat beresiko itu.
Berdasar pemikiran Iwan, faksinya tetap terus menanti hasil laboratorium dari pemprov dan kementerian berkaitan. Contoh sudah diambil dari 3 daerah, yaitu Cianjur, Bandung Barat dan Purwakarta.
“Hasil tes sebetulnya direncanakan keluar dalam minggu ini, tetapi sampai sekarang data sah belum sempat diterima karena proses pengkajian dan perbedaan antara daerah tetap berjalan,” katanya dalam info tercatat yang diterima TIMES Indonesia, Jumat (18/7/2025).
Dia menjelaskan jika tanpa data ilmiah yang komplet, faksinya tidak dapat mengaitkan keadaan sebetulnya. Iwan mengutarakan jika nelayan di tempat di Jangari sudah lakukan pengetesan secara berdikari pada ikan-ikan budi daya mereka.
Dari hasil pemeriksaan berdikari itu gagasannya akan diberikan ke faksinya dalam kurun waktu dekat untuk ditelaah selanjutnya. Dia memandang ini sebagai bentuk tanggung-jawab dan perhatian aktor usaha perikanan pada keamanan pangan dan kelangsungan usaha mereka.
Lanjut ia, walaupun kualitas air di Waduk Cirata di-claim mulai memperlihatkan pertanda pembaruan, beberapa pemberbudidaya ikan di teritori itu masih tetap hadapi rintangan berat, khususnya dalam faktor marketing.
Harga ikan terus alami pengurangan, sedangkan ongkos produksi seperti pakan malah naik. Keadaan ini membuat beberapa aktor usaha makin tertekan, ditambah sesudah timbulnya pengakuan dari Menteri KKP yang dipandang bikin rugi.
Sementara itu Ketua Umum Pemberbudidaya Keramba Jala Apung (KJA) Waduk Cirata, Edi Supiandi atau yang umum dipanggil Ujang Dakum, memperjelas jika pengakuan itu benar-benar berpengaruh negatif pada pemasaran ikan mereka.
Selanjutnya dianya memandang jika claim mengenai merkuri tidak dibarengi bukti ilmiah yang sah. Ujang menyebutkan tes laboratorium paling akhir pada 2023 memperlihatkan jika ikan Cirata aman dimakan.
“Maknanya informasi dari petinggi negara semestinya berdasarkan dan tidak menambahkan beban psikologis dan ekonomi beberapa pemberbudidaya,” ujarnya. (*)
Leave a Reply